Selamat datang mahasiswa baru.
Saatnya kalian menyandang gelar kehormatan yang sebenarnya adalah amanah besar
Negara yang harus kalian jalankan sebagai Maha-Siswa, prinsip agent of change atau agent of control harus lah menjadi
langkah nyata agar terciptanya Indonesia yang benar benar bermartabat dan
independent dalam bersikap, punya identitas ke-indonesiaan yang jelas sebagai
suatu bangsa yang terhimpun dalam wadah yang di namakan state (Negara).
Semua kita menginginkan sebuah
kesatuan yang terdiri dari banyak fikiran, banyak ide, beragam pemahaman.
Terciptanya suatu keadaan yang solid, mengikat dan teguh. Saat unity atau
kesatuan di harapkan tercipta, gerakan itu lahir dari satu dasar yang
dimunculkan oleh kita sebagai mahasiswa, salah satu nya harus menciptakan isu dan
musuh bersama yang harus dilawan.
Musuh bersama disini tidak berarti merujuk pada satu lembaga, instansi ataupun personality secara individu. Isu dan
musuh bersama di gerakan agar semua mahasiswa merasa perlu untuk bersatu dan
melawan hal tersebut dengan cara menyatukan langkah agar sejalan, karena
bersatu bukan berarti menjadi satu, tapi merangkul atau mengikat sesuatu yang
berbeda beda, dengan tidak menghilangkan identitas ke-Ungu an.
Musuh bersama dapat di jadikan sebagai
suatu stimulus agar mahasiswa mendapatkan sebuah respon kritis yang menjadikan
mereka mertranspormasikan ide ide , wacana serta strategi yang nantinya menjadi
langkah bersama untuk melawan. Simple nya kita bisa menciptakan isu “melawan sistem” misalkan, jika kita tidak mau menyerang lembaga atau individu. Pertanyaan nya megapa? Sebab,
suatu sistem yang baik terlahir atas control yang selektif dan sifat kritis
adalah cara untuk mengontrolnya, mau bersuara mau untuk selalu mengawal apa
yang dikeluarkan menjadi sebuah kebijakan bersama, semua itu bukan untuk
kepetingan siapa siapa, tujuan nya hanya satu, untuk kita semua! untuk kebaikan
kita di hari hari berikutnya.
Kita ingat bagaimana bangsa penjajah
ketar ketir saat menghadapi para banteng banteng Indonesia saat proklamasi
belum di kumandangkan, para the founding
father kita berjuang atas satu keinginan, Indonesia harus merdeka Indonesia
esok hari harus lebih baik daripada Indonesia hari ini, mereka tersebar dari
ujung sabang sampai ujung timur merauke. Suatu gerakan perjuangan yang sangat wah untuk sebuah negeri yang majemuk
ini. Pertanyaan yang sama kembali di sampaikan, mengapa itu bisa terjadi?
Jawaban nya satu, karena mereka punya isu bersama mereka punya musuh bersama
yang harus mereka lawan. Namun apa yang terjadi hari ini? Raknyat Indonesia seakan
lupa sejarahnya itu, karena sekarang kita tak tahu lagi siapa kawan siapa
lawan, teman yang saling menusuk, musuh dalam selimut, tikaman dari belakang,
menggunting dalam lipatan tak jelas lagi siapa yang harus kita lawan, kita tak
punya isu dan musuh bersama lagi, isu besar yang lahir akhir akhir ini dengan
tema “melawan kurupsi” ,ya ini satu
gerakan yang seharusnya bisa di lakukan dengan menyamakan langkah, namun semua
kembali ke pribadi masing masing, maukah kita? Sadarkah kita? Karena kalau bukan
kita yang akan melawan lalu siapa lagi?
Untuk tataran universitas mungkin
kita bisa memunculkan suatu isu yang menjadi perhatian kita bersama, gerakan
itu dimulai bukan untuk menghancurkan, bukan untuk meng kudeta suatu kedudukan,
bukan! Semua itu murni untuk mengontrol dan menimbulkan sifat kritis dalam diri
kita sebagai mahasiswa. Mulailah dari hal kecil, melawan sifat malas, melawan kecurangan,
melawan sistem kebijakan yang merugikan, atau melawan apapun. Ingat, bukan
untuk memusnahkan, tapi untuk mengontrol… ! agar terciptanya suatu keadaan yang
lebih baik kedepannya. Selamat berjuang, selamat memikul gelar mahasiswa dan
tetap lah bangun budaya kritis agar kita tahu mana yang baik dan mana yang
harus di rubah. Hidup mahasiswa!!!
*DariHatiMahasiswaPsikologi