salam,
sudah lama hening, diam dan membiarkan bahasa untuk tidak dulu terucap. aku yakin tiba saatnya nanti senyuman itu kembali menyeringai seperti hatinya. aku tidak mau berucap dlu, aku takut kalimat ku rancu, sedang aku merasa kaku, tanpa dingin , rabun rabun cahaya mataku sayu menatap . silau, menyilaukan , ngilu...
sastra ku mati. ! mati !
hidupkan kembali nyawa yang dulu, yang dulu sekali...
sinari lagi kunang kunang itu, cahayanya padam. bersua sedetik, sedetik saja... beribu musim mengganti. lewatkanlah.. sastra ku mati ! mati !
sempatkanlah, meggantung nyawaku di langit, tidak pernah turun bersama hujan, hangus oleh petir, menyambar, menggelegar, tersandar, terdampar, terhempas, terlibas, belajar lah dari hawa, belajarlah adam. sastra ku mati ! mati !
hatiku selembar daun, jatuh tercabik atau kering terbakar, jangan biarkan sastraku mati. ! mati. !
wanita ku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar