Senin, 20 Mei 2013

DARI SEORANG TRAINER HINGGA PENGAMEN JALANAN.



Ini hanya catatan kegiatan harian saya, kegiatan yang saya rasa tidak mesti di tampilkan, tapi, setiap waktu adalah moment, dan moment tidak akan pernah terulang untuk kedua kalinya.

Sabtu, 18 Mei 2013. Saya memulai aktivitas pagi dengan mata merah menyala, kurang tidur karena semalaman mempersiapkan diri untuk menjadi trainer pada praktikum mata kuliah pelatihan. Sungguh ini pertama kali saya menjadi trainer, tapi tidak lagi gugup karena hampir semua mata kuliah di psikologi mewajibkan saya untuk bisa tampil dan bicara di depan orang banyak, selagi ada bahan dan paham, so tidak masalah.

Training kali ini temanya adalah presentation skill, “Speack up your self” menjadi terbebani karena saya merasa belum maksimal untuk menjadi seorang presenter. Hanya bermodal roleplay dan persiapan beberapa hari akhirnya terlaksana juga, dan saya rasa ini sudah mendekati keoptimalan. Empat jam waktu normal sesuai dengan session plann yang di persiapkan, training berjalan sesuai rundown acara, dengan sedikit feedback setelah kegiatan saya kira ini sudah cukup untuk menambah pengalaman.

Pelatihan kali ini membuat saya harus merelakan banyak kegiatan lain yang sebelumnya telah mengisi buku agenda. Saya harus ikhlas mengundurkan diri menjadi kadidat mojang jajaka psikologi 2013, telat mengumpulkan laporan dari deadline normal dan harus menambah dosa dengan rela menunda mengerjakan tugas mata kuliah kode etik yang semestinya di kumpulkan jam 12 siang, jangankan mengirim ke email dosen, bikin saja saya belum. I’m fine …

Adzan terdengar lantang, saya kira ini waktu yang tepat buat saya mengadu pada Nya. Setelah sholat zuhur, saya bergegas memasuki aula, saya tidak sabar menantikan perform dari teman teman psychobe karena saat itu sedang berlangsung acara lomba cilapsi atau singkatan dari cipta lagu psikologi. Anak anak sangat semangat, cukuplah dengan memberi dukungan dari barisan belakang saya ikut bertepuk tangan.

Acara usai, saatnya penyerahan pelakat/sertifikat pada juri di acara cilapsi, kebetulan ketua OC sedang berhalangan hadir, sebagai orang nomer dua di kepanitiaan saya maju atas nama perwakilan dari panitia PHP (Psychology House Performance) untuk menyerahkan pelakat, jeprettt.. satu session photo, dan saya duduk kembali.

Akhirnya acara selesai, bukan berarti saya harus pulang, masih ada kegiatan lain yang akan saya lakukan. Saya dan banyak panitia lain mulai prepare untuk menuju kawasan dago, ya.. malam ini kami akan mengamen untuk menggalang dana kegiatan PHP. Saya mulai menuju dago, di belakang kebetulan ada panitia lain namanya tansah yang  ikut boncengan kesana.

Kurang lebih pukul 17.00 wib, saya dan panitia yang lain sampai di dago. Setelah briefing kita mulai menyebar, sebelum lapak kita di ambil orang, karena memang hampir setiap hari kawasan ini menjadi salah satu tempat mahasiswa menggalang dana kegiatan, apalagi malam minggu. Ada empat titik di perempatan yang kita isi, saya dan beberapa panitia lain memilih lajur timur lampu merah, saya pikir disini lebih nyaman. Dengan modal gitar dan suara fals… oright, inilah saatnya saya ujuk gigi.. jalanan tempat yang pas untuk saya melampiaskan suara merdu ini, karena kamar mandi terlalu sempit untuk meng eksplor semuanya. Hahaaa…

Seribu, dua ribu, lima ribu bahkan ada selembar uang berwarna biru bertuliskan lima puluh ribu rupiah keluar dari jendela mobil pengendara jalan, Alhamdulillah inilah nikmat, kalaulah boleh sombong , mungkin karena suara merdu ini hahahahaaa… adzan maghrib mulai berkumandang, saya paham ini wagtunya saya menunaikan kewajiban sebagai seorang muslim. Hujan pun ikut menemani langkah saya menuju mushala kecil di kawasan Dago Plaza.

Setelah sholat, bersama panitia yang lain kami berteduh menunggu hujan reda, sepertinya masih lama, sebagian dari kami ada yang pulang karena katanya ini sudah tidak kondusif, tapi saya setuju dengan purwa kita mesti menunggu beberapa waktu lagi, untung untung berhenti dan kita bisa melanjutkan mengais rupiah di jalanan bandung ini. Setengah jam menunggu akhirnya benar saja, hujan reda dan kami mulai merambah jalanan lagi.

Inilah saatnya saya cerita tentang moment wow malam itu, sebuah mobil sedan berwarna orange berhenti tepat di depan saya. Tampak lima orang perempuan di dalamnya, dari dalam mobil asap mengebul lewat jendela, subhannallah, astagfirullah.. Alhamdulillah… ternyata di dalam mobil itu berisikan lima perempuan cantik yang sedang merokok dengan dandanan seksi bikin ngiler. Ya eyang suburrr.. apakah ini nikmat atau ujian… di bagian jok belakang saya melihat seorang yang diapit oleh dua temannya yang duduk dengan hanya mengenakan daleman dan ttttiiiiitttt (sensor) dengan nada menggoda para perempuan malam itu mengeluarkan rupiah dari tasnya.

Sontak saja saya, caam, zaki dan purwa antusias dengan hal tersebut, lain halnya dengan yayang yang saat itu memegang kotak dana, dia mulai menjauh. Sambil terus bernyanyi saya tau mata mereka sudah tertuju pada titik yang sama dengan saya, dalam hati “ya eyang” perlama lah lampu merah di depan agar semua ini tidak pergi wkwkwkwkwkwww…. (khilaf) … 5,4,3,2,1,0 dan lampu hijau menyala perempuan malam itu pergi dengan lambaian dan hanya meninggalkan asap tembakau yang mereka hembuskan…

Singkat cerita, ratusan rupiah berhasil didapatkan malam itu, jumlah yang lumayan untuk wagtu yang singkat,tapi karena sesuatu tadi saya kira ini triliunan hihihihiiii… :p . ngamen malam ini kami tutup dengan berdoa dan berphoto bersama ini menjadi sangat berkesan karena inilah ngamen jalanan untuk terakhir kalinya sebab minggu depan PHP sudah mencapai hari puncak.

Di sela sela prepare buat pulang, ternyata saya masih punya beban moral, saya menyempatkan membahas tentang keberlangsungan bidang 5 di SMF psikologi dengan anggota bidang saya, namanya rahma. Obrolan malam ini saya beri judul “meeting street” , sesuai dengan tempatnya di jalanan haaaa … pemimpin yang baik tidak harus memaksa untuk formal khan?

Ok, wagtu sudah menunjukan pukul + 10 malam, tanpa di jadwalkan sebelumnya ternyata teman saya caam mengajak kami untuk makan dulu, katanya sih di traktir.. horeeee… saya, kiran, tansah, yayang, sheli, dan caam makan malam di angkringan cukuplah untuk mengganjel perut yang sudah dari pagi memberontak. Setelah semua selesai, kami kembali ke rumah, tapi saya harus mengantarkan kiran dulu ke rumahnya, barulah balik ke ruing, sebelum terkapar di rumah dengan segala aktivitas hari itu yang berkesan. 

Hari itu saya tutup dengan cinta! Cinta akan segala kegiatan yang dilakukan, mencintai pekerjaan, mencintai langkah dengan orang orang yang memang pantas di cintai. Bukan orang yang mengharapkan di beri cinta dan dicintai. Mari kita membuat jejak lagi, menapakki aspal panas jalanan atau menghirup bau basah dari hujan. Karena tindakan kita hanya orang yang menilai dan terima kasih hanya bonus dari peluh. Seberapapun habisnya nada kita dijalanan, lebih nikmat dari rupiah yang tergalang.

Berikan apa yang kita punya, jangan kurang, lebih tak apa. Sebab esok belum tentu kita bisa berbagi. Mulailah mempertanyakan diri, menghargai . ITU saja …


                                                                                                                                                       N.Akhsanov

Tidak ada komentar:

Posting Komentar