Ini hanya catatan kegiatan
harian saya, kegiatan yang saya rasa tidak mesti di tampilkan, tapi, setiap
waktu adalah moment, dan moment tidak akan pernah terulang untuk kedua kalinya.
Sabtu, 18 Mei 2013. Saya memulai
aktivitas pagi dengan mata merah menyala, kurang tidur karena semalaman
mempersiapkan diri untuk menjadi trainer pada praktikum mata kuliah pelatihan.
Sungguh ini pertama kali saya menjadi trainer, tapi tidak lagi gugup karena
hampir semua mata kuliah di psikologi mewajibkan saya untuk bisa tampil dan
bicara di depan orang banyak, selagi ada bahan dan paham, so tidak masalah.
Training kali ini temanya adalah
presentation skill, “Speack up your self” menjadi terbebani karena saya merasa
belum maksimal untuk menjadi seorang presenter. Hanya bermodal roleplay dan
persiapan beberapa hari akhirnya terlaksana juga, dan saya rasa ini sudah
mendekati keoptimalan. Empat jam waktu normal sesuai dengan session plann yang
di persiapkan, training berjalan sesuai rundown acara, dengan sedikit feedback
setelah kegiatan saya kira ini sudah cukup untuk menambah pengalaman.
Pelatihan kali ini membuat
saya harus merelakan banyak kegiatan lain yang sebelumnya telah mengisi buku
agenda. Saya harus ikhlas mengundurkan diri menjadi kadidat mojang jajaka
psikologi 2013, telat mengumpulkan laporan dari deadline normal dan harus
menambah dosa dengan rela menunda mengerjakan tugas mata kuliah kode etik yang
semestinya di kumpulkan jam 12 siang, jangankan mengirim ke email dosen, bikin
saja saya belum. I’m fine …
Adzan terdengar lantang, saya kira ini waktu
yang tepat buat saya mengadu pada Nya. Setelah sholat zuhur, saya bergegas
memasuki aula, saya tidak sabar menantikan perform dari teman teman psychobe
karena saat itu sedang berlangsung acara lomba cilapsi atau singkatan dari
cipta lagu psikologi. Anak anak sangat semangat, cukuplah dengan memberi
dukungan dari barisan belakang saya ikut bertepuk tangan.
Acara usai, saatnya
penyerahan pelakat/sertifikat pada juri di acara cilapsi, kebetulan ketua OC
sedang berhalangan hadir, sebagai orang nomer dua di kepanitiaan saya maju atas
nama perwakilan dari panitia PHP (Psychology House Performance) untuk
menyerahkan pelakat, jeprettt.. satu
session photo, dan saya duduk kembali.
Akhirnya acara selesai,
bukan berarti saya harus pulang, masih ada kegiatan lain yang akan saya
lakukan. Saya dan banyak panitia lain mulai prepare untuk menuju kawasan dago,
ya.. malam ini kami akan mengamen untuk menggalang dana kegiatan PHP. Saya
mulai menuju dago, di belakang kebetulan ada panitia lain namanya tansah
yang ikut boncengan kesana.
Kurang lebih pukul 17.00
wib, saya dan panitia yang lain sampai di dago. Setelah briefing kita mulai
menyebar, sebelum lapak kita di ambil orang, karena memang hampir setiap hari
kawasan ini menjadi salah satu tempat mahasiswa menggalang dana kegiatan,
apalagi malam minggu. Ada empat titik di perempatan yang kita isi, saya dan
beberapa panitia lain memilih lajur timur lampu merah, saya pikir disini lebih
nyaman. Dengan modal gitar dan suara fals… oright, inilah saatnya saya ujuk
gigi.. jalanan tempat yang pas untuk saya melampiaskan suara merdu ini, karena
kamar mandi terlalu sempit untuk meng eksplor semuanya. Hahaaa…
Seribu, dua ribu, lima
ribu bahkan ada selembar uang berwarna biru bertuliskan lima puluh ribu rupiah
keluar dari jendela mobil pengendara jalan, Alhamdulillah inilah nikmat,
kalaulah boleh sombong , mungkin karena suara merdu ini hahahahaaa… adzan
maghrib mulai berkumandang, saya paham ini wagtunya saya menunaikan kewajiban
sebagai seorang muslim. Hujan pun ikut menemani langkah saya menuju mushala
kecil di kawasan Dago Plaza.
Setelah sholat, bersama
panitia yang lain kami berteduh menunggu hujan reda, sepertinya masih lama,
sebagian dari kami ada yang pulang karena katanya ini sudah tidak kondusif,
tapi saya setuju dengan purwa kita mesti menunggu beberapa waktu lagi, untung
untung berhenti dan kita bisa melanjutkan mengais rupiah di jalanan bandung
ini. Setengah jam menunggu akhirnya benar saja, hujan reda dan kami mulai
merambah jalanan lagi.
Inilah saatnya saya cerita
tentang moment wow malam itu, sebuah
mobil sedan berwarna orange berhenti tepat di depan saya. Tampak lima orang
perempuan di dalamnya, dari dalam mobil asap mengebul lewat jendela, subhannallah,
astagfirullah.. Alhamdulillah… ternyata di dalam mobil itu berisikan lima
perempuan cantik yang sedang merokok dengan dandanan seksi bikin ngiler. Ya
eyang suburrr.. apakah ini nikmat atau ujian… di bagian jok belakang saya
melihat seorang yang diapit oleh dua temannya yang duduk dengan hanya
mengenakan daleman dan ttttiiiiitttt (sensor)
dengan nada menggoda para perempuan
malam itu mengeluarkan rupiah dari tasnya.
Sontak saja saya, caam,
zaki dan purwa antusias dengan hal tersebut, lain halnya dengan yayang yang
saat itu memegang kotak dana, dia mulai menjauh. Sambil terus bernyanyi saya
tau mata mereka sudah tertuju pada titik yang sama dengan saya, dalam hati “ya
eyang” perlama lah lampu merah di depan agar semua ini tidak pergi wkwkwkwkwkwww….
(khilaf) … 5,4,3,2,1,0 dan lampu hijau menyala perempuan malam itu pergi dengan lambaian dan hanya meninggalkan
asap tembakau yang mereka hembuskan…
Singkat cerita, ratusan
rupiah berhasil didapatkan malam itu, jumlah yang lumayan untuk wagtu yang singkat,tapi
karena sesuatu tadi saya kira ini triliunan hihihihiiii… :p . ngamen malam ini
kami tutup dengan berdoa dan berphoto bersama ini menjadi sangat berkesan
karena inilah ngamen jalanan untuk terakhir kalinya sebab minggu depan PHP
sudah mencapai hari puncak.
Di sela sela prepare buat
pulang, ternyata saya masih punya beban moral, saya menyempatkan membahas
tentang keberlangsungan bidang 5 di SMF psikologi dengan anggota bidang saya,
namanya rahma. Obrolan malam ini saya beri judul “meeting street” , sesuai
dengan tempatnya di jalanan haaaa … pemimpin yang baik tidak harus memaksa
untuk formal khan?
Ok, wagtu sudah menunjukan
pukul + 10 malam, tanpa di jadwalkan sebelumnya ternyata teman saya caam
mengajak kami untuk makan dulu, katanya sih di traktir.. horeeee… saya, kiran,
tansah, yayang, sheli, dan caam makan malam di angkringan cukuplah untuk
mengganjel perut yang sudah dari pagi memberontak. Setelah semua selesai, kami
kembali ke rumah, tapi saya harus mengantarkan kiran dulu ke rumahnya, barulah balik
ke ruing, sebelum terkapar di rumah dengan segala aktivitas hari itu yang
berkesan.
Hari itu saya tutup dengan
cinta! Cinta akan segala kegiatan yang dilakukan, mencintai pekerjaan,
mencintai langkah dengan orang orang yang memang pantas di cintai. Bukan orang
yang mengharapkan di beri cinta dan dicintai. Mari kita membuat jejak lagi,
menapakki aspal panas jalanan atau menghirup bau basah dari hujan. Karena
tindakan kita hanya orang yang menilai dan terima kasih hanya bonus dari peluh.
Seberapapun habisnya nada kita dijalanan, lebih nikmat dari rupiah yang
tergalang.
Berikan apa yang kita
punya, jangan kurang, lebih tak apa. Sebab esok belum tentu kita bisa berbagi.
Mulailah mempertanyakan diri, menghargai . ITU saja …
N.Akhsanov
Tidak ada komentar:
Posting Komentar