Kamis, 19 September 2013

Senyum TOMINO


         Sekarang Tomino mulai menekukkan matanya, melihat awan yang tercermin dari hitamnya tanah yang mulai basah tergenang hujan pasir senja tadi. payung nya patah, aku tahu tomino senang hujan datang, ia ingin menahan kakinya yang akan berlari menari melangkah ke lantai bumi. mengawang... terbang ... terbawa angin dingin setelah hujan kering.
         Tomino menggigil, tak biasanya dia seperti ini, duduk memeluk lutut mendendangkan nyanyian tentang hujan, di sela sela jendela terdengar dia bersiul merdu, sesekali ia menyapu dengan jari lembutnya, air yang sudah mengumpul di tepian pelipis. aku tau... tomino menangis, ibu nya tak melarang ia bermain, tapi payung nya patah untuk menari.
Gerimis kembali datang, tomino berdiri... tomino berlari... menuju kebun intan yang ditanam ibunya, pagarnya dari cahaya seperti aurora di utara bumi bersinar seperti teman malam. dipatahkannnya satu dahan pisang yang tampak tua, dia tertawa... "jelaslah, aku mulai mengerti menikmati hidup" di sela hujan bisikan nya terdengar sampai ke telingaku. tomino sendiri menari menikmati rintik yang basah di bawah daun pisang tua yang rapuh.

bersabarlah tomino, aku akan selalu melihatmu dari sini ... Tomino ku yang lucu ...