Rabu, 21 Mei 2014

Mengintip Rahasia Petatah/Petitih Minang Penghantar Sukses



Andai di bulan ada pasar, mungkin kita bisa menemukan orang Minang disana. Hal ini disebabkan kebiasaan orang suku Minang (orang Padang) yang suka merantau. Kemana saja orang Minang merantau, disana bisa ditemui orang Minang yang sukses. Baik sebagai pedagang, tokoh politik, pengusaha, artis dan lain-lain. Mengapa orang Minang banyak yang sukses ? Mari intip rahasia sukses orang Minang pada tulisan saya ini.



Sebelumnya penulis mohon maaf kepada niniak mamak, cadiak pandai dan alim ulamo semuanya, jika penulis ada kesalahan dalam penafsiran dan pemaparan tulisan ini. Jika menemukan kesalahan dalam penulisan ini, penulis mohon diluruskan. Maklum umur masih belia, pengalaman belum luas.
 
Orang Minang atau Orang Padang (panggilan umum bagi Suku Minang diperantauan) banyak yang bisa sukses karena sejak dari kecil mereka mendapatkan serta mengamalkan pelajaran / nasehat dari hal-hal berikut, yang beberapa dari petatah-petitih ini sudah meng-Indonesia dan tak asing lagi di telinga kita, diantaranya :
  • Adat Basandi Syarak, syarak basandi kitabullah (adat berlandaskan agama, agama berlandaskan kitab Allah)
Kalimat adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah adalah dasar hukum adat orang suku Minang. Jika sumber hukum bangsa Indonesia adalah Pancasila, maka sumber hukum adat suku Minang asalnya dari kalimat dimaksud. Kalimat ini menjadi sumber referensi hukum bagi hukum adat dan cara kehidupan bermasyarakat suku Minang. Kalimat ini artinya Adat berdasarkan agama, agama berdasarkan kitab Allah SWT. Arti tersirat dari kalimat ini jika diamalkan akan membawa kita kepada kesuksesan dunia akhirat. Orang Minang yang sukses dalam perdagangan karena dalam kehidupan dan perdagangan mereka mengikuti aturan adat dan agama.
  • Alam Takambang Jadi Guru (alam terbentang jadi guru)
Alam takambang jadi guru ini artinya alam yang terbentang jadi guru atau pelajaran. Pepatah ini sering dinasehatkan oleh orang tua suku Minang kepada anaknya. Kalimat ini mengandung makna semua yang ada di alam ini bisa menjadi pelajaran. Kalimat alam takambang jadi guru ini berdasarkan pengembangan ayat dari kitab suci yang menyuruh membaca. Hal ini membuat orang Minang menjadi kreatif membaca peluang yang tampak dan tersirat. Orang Minang yang mempelajari gejala lingkungan menjadi kreatif menjemput peluang. Karena nasehat dari kalimat ini orang Minang banyak yang berhasil menjadi pengusaha sukses, walaupun dasar pendidikan akademik mereka tidak begitu tinggi. Mengapa bisa? karena orang Minang menganggap pendidikan itu penting. Tapi pendidikan tidak harus dari sekolah. Betapa banyak fakta yang bisa kita ambil dari kisah dan riwayat sejarah para tokoh-tokoh intelektual minangkabau yang bisa sukses dengan jenjang pendidikan formal yang rendah. Sebab alam dan pengalaman hidup menjadi guru terbaik bagi kesuksesan orang Minang. Hal ini juga yang membuat suku Minang bisa mengambil pelajaran dari sebuah kegagalan.
  • Dima Bumi Dipijak Disinan Langik Dijunjuang (dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung)
Selanjutnya nasehat"Dima bumi dipijak, disinan langik dijunjuang. Dalam kalimat ini mengandung arti, dimana orang Minang tinggal mereka menyesuaikan diri dengan masyarakat dan peraturan setempat. Dengan menjalankan nasehat ini orang Minang yang pergi merantau selalu dapat cepat beradaptasi dengan lingkungan tempat tinggalnya, mereka berbaur dengan cepat, salah satu yang jelas adanya adalah orang minang tidak pernah tinggal berkelompok dimanapun mereka merantau, tidak pernah kita temukan istilah kampong minang, mereka lebih memilih menyebar dan tidak berkelompok namun tetap mempertegas identitas kedaerahannya, hal ini membuat orang Minang cepat mendapatkan kesuksesan diperantauan. Dengan menyesuaikan diri dan menghormati lingkungan barunya membuat masalah dengan pribumi setempat dapat diminimalisir. Nasehat ini juga direfleksikan suku Minang dalam bisnis mereka. Mereka menyesuaikan produk dan dagangannya dengan keadaan serta permintaan client mereka, hal ini juga terihat dari banyak nya bertebaran rumah makan padang dengan rasa yang menyesuaikan dengan selera setempat.
  • Baraja ka Nan Manang, Mancontoh ka Nan Sudah. (belajar kepada yang menang, mencontoh kepada yang sudah)
Baraja ka nan manang, mancontoh ka nan sudah jika diterapkan dalam bisnis ini artinya mempelajari bagaimana seseorang bisa sukses dan menerapkan kiat-kiat sukses orang yang telah dahulu sukses. Jika orang Minang gagal dalam suatu hal, maka orang tua mereka akan memberikan nasihat berupa pepatah-petitih "Baraja ka nan manang, mancontoh ka nan sudah". Dari dahulu jika orang tua suku Minang memberi nasehat pada anak mereka banyak berupa pepatah-petitih. Hal ini secara tidak langsung memberikan stimulasi pada otak kanan suku Minang. Sayang sekarang ini nasehat berupa petatah-petitih ini sudah mulai jarang diberikan orang tua suku Minang diperkotaan.
  • Indak ado Rotan, aka pun Jadi. Indak kayu janjang dikapiang (tidak ada rotan, akarpun jadi, tidak ada kayu tanggapun di belah)
Nasehat dari petatah ini juga merupakan salah satu kunci sukses orang Minang. Kalimat "Indak ado rotan aka pun jadi" ini secara tidak langsung mendidik orang Minang menjadi kreatif. Kalimat ini artinya jika tak ada rotan akar pun jadi. Orang Minang yang menerapkan nasehat tersirat dari kalimat ini dalam merintis karir ataupun bisnis tidak selalu memulai dengan modal besar. Hal ini juga sesuai dengan prinsip ekonomi" Dengan modal sekecil-kecilnya, meraih untung sebesar mungkin". Kalimat ini juga mengandung nasehat apa yang sudah ada pada diri kita dan lingkungan bisa menjadi modal untuk sukses.
  • Takuruang Nak Dilua, Tahimpik Nak Diateh (terkurung diluar, tehimpit diatas)
Kalimat ini mempunyai arti walaupun sedang menghadapi kesulitan atau kegagalan, harus kreatif mengubah kesulitan maupun kegagalan menjadi peluang. Makna dari kalimat ini membuat orang Minang yang pernah mengalami kegagalan bisa mendapatkan kesuksesan yang lebih besar dikemudian hari. Sebab orang Minang dilatih untuk tidak takut dengan kegagalan. Sejak kecil orang Minang sudah dilatih untuk mempelajari kegagalan dan mengubahnya jadi modal ataupun peluang.

Kalimat petatah petitih diataslah yang diingatkan oleh orang tua penulis, Kalimat diatas baru sebagian dari rahasia sukses orang Minang, walaupun penulis bukanlah/belum merasa sukses dalam hidup. Semoga tulisan ini bisa bermanfaat bagi penulis dan sobat semuanya :)



                                                                                                                                *Nadrian Akhsanov

Selasa, 13 Mei 2014

kurang

bisamillahhirahmannirohim ...

ini siang yang sangat panas menurut saya, tapi beberapa pikiran dapat menyejukkan suasana yang mulai terasa agak gerah, keringat keluar itu biasa, mungkin tidak seperti di daerah kutub sana, namun cukup untuk membekukan hati yang sudah terasa semakin dewasa. 
jika kita berjalan menyusuri jejak hidup, tak ada yang dapat di tebus lagi kecuali kesalahan kesalahan tentang tingkah yang tidak diharapkan. seperti penebusan dosa yang di tentang oleh luther di benua biru.
saya sedang bicara apa ini? ... tidak ada yang dapat menjelaskan dengan pasti, ini kemungkinan kemungkinan yang diciptakan tanpa perhitungan yang matang. kemungkinan terbaik atau terburuk adalah efek yang tak terelakkan ... 
sudah lama saya tak menulis lagi, tapi beberapa catatan kecil mash sempat tergores di buku saku. jujur saja  sebenarnya  inspirasi itu banyak, hanya saya yang tidak dapat menyisakan sedikit waktu untuk bersapaan dengan keyboard. ada satu rasa bersalah yang terasa tapi ya beginilah, kadang rasa urung lebih kuat dari kemauan itu sendiri. inilah yang terasa ada yang kurang akhir akhir ini ...